Suryalaya (15/10/2013)
Allaahu Akbar Allaahu Akbar Allaahu Akbar
Laailaaha illallaahu Wallaahu Akbar Allaahu Akbar Walillaahil Hamd.
Bulan ini merupakan bulan yang bersejarah khususnya bagi umat Islam dibelahan dunia. Karena di bulan ini kaum muslimin dan muslimat akan melaksanakan rukun Islam
yang kelima yaitu melaksanakan ibadah haji. Melaksanakan Ibadah haji ini merupakan salah satu perintah dari Allah Swt yang harus dilaksanakan oleh umat Islam
khususnya bagi orang mampu dan serba tercukupi semuanya baik keluarga maupun kerabat yang tinggalkannya. Selain melaksanakan ibadah haji, pada bulan ini juga
umat Islam akan merayakan hari raya Idul Adha yang pada tahun ini bertepatan dengan tanggal 15 Oktober 2013 / 10 Dzulhijjah 1434 H.
Setelah melaksanakan sholat Isya, dzikir dan khotaman berjamaah, lantunan kalimat takbir pun berkumandang setelah membacakan tawasul terlebih dahulu.
Lantunan kalimat takbir ini di iringi dengan tabuhan bedug menggema yang di mainkan oleh sebagian santri yang tidak pulangmenambah semarak dan meriahnya
hari raya kali ini. Kalimat takbir ini bersahut-sahutan dimana-mana mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung dan tidak ada
yang layak untuk disembah kecuali Allah Swt Pemilik Semesta Alam.
Lantunan kalimat takbir ini berkumandang sampai menjelang sholat shubuh tiba. Setelah melaksanakan sholat shubuh berjamaah di Mesjid Nurul Asror lantunan kalimat
takbir pun di lanjutkan kembali yang di pimpin oleh Ustadz Kamaludin Koswara di ikuti oleh seluruh jamaah yang ada di Mesjid Nurul Asror tersebut hingga menjelang
sholat sunat Isyroq, Isti’adah dan Istikhoroh.
Sekitar pukul 05.25 WIB pelaksanaan sholat sunat ‘Ied pun dimulai dan yang bertindak sebagai Imam dan Khotib pada tahun ini ialah KH. Sandisi. Dalam khutbahnya
beliau menyampaikan “Idul Adha merupakan Idul Qurban, dari peristiwa sejarah ini kita ketahui, peristiwa penting dalam arti dan makna Idul Adha dimana
Nabi Ibrahim a.s telah memberikan pengorbanan yang besar dan mengagungkan dengan penyembelihan putranya Nabiyullah Ismail a.s demi pengabdiannya yang besar
kepada Allah Swt. Allah membalas pengabdian itu dengan menukar putranya itu dengan seekor ghibas. Pengorbaan yang besar yang diberikan Nabi Ibrahim a.s oleh
agama Islam telah dianjurkan pula kepada kaum muslimin untuk memberikan pengorbanan dan pengabdiannya kepada Allah Swt dengan melaksanakan penyembelihan hewan
qurban seperti sapi, kerbau dan kambing kemudian dagingnya dibagikan kepada fakir miskinâ€.
Beberapa jam kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan qurban, sebelum hewan qurban tersebut disembelih, H. Baban Ahmad Jihad SB. Ar membaca do’a tersebih
dahulu.
Anjuran berqurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim a.s kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail a.s. Peristiwa ini memberikan kesan yang
mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri.
Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintah-Nya.
Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat kepada Allah, maka perintah Allah pun dilaksanakan dan pada akhirnya,
Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba.
Khususnya kita sekalian sebagai Ikhwan/Akhwat Tarekat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya harus dapat meneladani perjuangan Nabi Ibrahim a.s,
dengan penuh rasa sabar dan taqwanya kepada Allah Swt., ia rela mengorbankan buah hatinya sekaligus anak yang di cintainya demi melaksanakan perintah dari Allah
yang akhirnya Nabi Ibrahim a.s pun melaksanakan tugas tersebut dengan penuh keikhlasannya. Semoga kita sekalian dapat mencontohnya sehingga kita mendapatkan pahala
dari Allah Swt. Aamiin.