MANAQIB BULAN RABIUL AWAL 1434 H RABU, 23 JANUARI 2013

(Wed 23 January 2013)

Bulan ini bertepatan dengan bulan Rabiul Awwal, bulan dimana dilahirkannya Junjunan Kita Habibana Wanabiyana Muhammad Saw. Oleh karena itu marilah kita memperbanyak membaca sholawat baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, sebelum atau sesudah kita sholat yang menandakan bahwa kita Mahabbah dan Hidmat kepada Beliau Jungjungan kita Nabi Muhammad Saw. Mudah-mudahan dengan memperbanyak sholawat dan salam yang terlimpah kepada beliau meskipun kita sadar bahwa kita banyak sekali kesalahan dan dosa, semoga kita mendapat syafa’at dari Habibana Wanabiyana Muhammad SAW. Amiin Ya Robbal 'Alamiin.

Bulan Maulid merupakan bulan yang paling banyak dikunjungi oleh Ikhwan TQN Suryalaya. Sejak tanggal 1 Rabiul Awwal setiap harinya banyak yang datang untuk berziarah ke makam Abah Sepuh dan Abah Anom. Sekitar mulai hari Minggu (3 hari hari selebum Manaqib) intensitas para ikhwan yang datang untuk berziarah semakin banyak. Sehari sebelum Manaqib banyak Ikhwan dari dalam maupun luar negeri sudah mulai berdatangan ke Suryalaya untuk mengikuti Manaqib.

Rabu (23/01/2013). Setelah melaksanakan sholat subuh berjamaah para ikhwan mengikuti acara Kuliah Subuh yang disampaikan oleh H. Aang Abdullah Zein, S.Pd.I. Beliau menyampaikan seputar Bulan Rabiul Awal atau yang sering disebut Bulan Maulid.
Sebelum acara Amaliyah Manaqib dimulai, di lantai atas Mesjid Nurul Asror dilaksanakan kegiatan parasan untuk bayi dari ikhwan-ikhwan yang ingin mengambil barokah manaqib di Suryalaya.
Manaqib dimulai dengan pembacaan Pengumuman dari Yayasan Serba Bakti Suryalaya, selanjutnya KH. Sandisi mengawali acara Manaqib dengan membacakan Barokah Fatihah yang dikhususkan kepada Guru Mursyid kita Syaikh KH. Ahmad ShohibulWafa Tajul Arifin r.a. (Abah Anom), untuk seluruh Keluarga Abah Sepuh dan Abah Anom serta untuk seluruh ikhwan/akhwat yang mempunyai niat/hajat.

Adapun rangkaian Amaliyah Manaqib disampaikan oleh :
1. Pembacaan Ayat Suci Al-Quran dilanjutkan dengan Pembacaan Sholawat disampaikan oleh KH. Abdul Aziz
2. Pembacaan TANBIH disampaikan oleh Drs. KH. Arief Ichwanie AS.
3. Tawassul disampaikan oleh KH. Aah Zaenal Arifin
4. Manqobah disampaikan oleh KH. Thohir Abdul Qohir




Ikhwan sebagian bersilaturahmi kepada Keluarga Abah dan sebagian akan berziarah ke makam Abah Sepuh dan Abah Anom
Suasana Parasan
Ikhwan/Akwat yang mengukuti Amaliyah Manaqib



Untuk mengisi Khidmat Ilmiah pada bulan ini disampaikan oleh KH. Wahfiudin, MBA, salah seorang Wakil Talqin. Dalam tausiyahnya Beliau menyampaikan : "Bahagia sekali kita rasanya hari ini manaqib jatuh juga di bulan Rabiul Awal, kita kenang Nabi Muhammad Saw. Beliau yang tubuhnya/basharnya terkubur di kota Madinah, tetapi ruhnya masih bisa hadir di tengah-tengah kita. Suatu hari Rasulullah Saw. nampak keluar rumah begitu ceria, sahabat Nabi bertanya : ada apa Ya Rasulullah pagi-pagi sudah begitu ceria ? Aku baru saja kedatangan utusan Allah (maksudnya Jibril) yang berkata : Ketika seseorang bersolawat untukmu satu kali maka Allah akan bersholawat untuk orang itu sepuluh kali. Maka rasulullah begitu senang. Kita ini umatnya tiap-tiap kita menunjukkan sikap hormat kepada Rasulullah dengan mengucapkan “Allahumma sholli wa sallim ‘alaa sayidina Muhammad” maka Allah pun akan bersolawat memuji kita, mengangkat derajat dan martabat kita sepuluh kali lipatnya. Enak jadi umat Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah Saw sebagai bashar, sebagai tubuh biologis, sebagai manusia mati, badannya mati dan terkubur, tapi ruhnya dibawa menghadap Allah. Tapi jangan lupa Rasulullah Saw juga pernah berpesan “maa min muslim yushollim ‘alaiya ila rodallohu ‘alayya ruuhi hatta rudda ‘alaihis salam“ tidaklah seorang muslim mengucapkan salam kepada Allah untukku kecuali saat itu juga Allah akan mengembalikan ruhku kemuka bumi dan aku akan menjawab salam orang itu. Sahabat nabi agak bingung dan bertanya, “waqod arimta” ruhmu nanti dikembalikan ke muka bumi tapi tubuhmu sudah hancur busuk dimakan bumi, mau kembali kemana ? Nabi menjawab “innallooha qod harroma ‘alal ard anta kulla asyadda anbiya” sesunguhnya Allah telah mengharamkan bumi untuk memakan tubuh para Nabi. Jadi Rasulullah Saw yang menjadi jaminan kita bahwa dengan menjadi ummat Muhammad saw kita semua akan masuk surga setelah badan beliau matipun ruh beliau masih bisa hadir/dihadirkan kemuka bumi untuk menjawab salam orang-orang yang mengucapkan salam kepadanya.
Demikian salah satu paparan dari Khidmat Ilmiah Manaqib. Untuk lebih jelasnya Khidmat Ilmiah tersebut dapat dibaca disini